Keindahan berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai
sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl,
pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung),
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman,
ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya
“G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol
“bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya
adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan
menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan
pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa
keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato
menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
. Jadi pengertian yang
seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik
murni.
Keindahan dalam arti estetik murni
menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dellgan se:gala sesuatu
yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas,
me~punyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang
dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna,
bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara
benda itu dengan si pengarnat.
b. Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang
nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai
pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of
Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut
:
‘”The believed Capacity of any
object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be
of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada
suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah
semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari
kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu
sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai
terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara
nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik
dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan
kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan
pengerian keindahan
dilihat dari beberapa persepsi
tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang
rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang
merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu
sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of
parts in their manual relations and in their relation to the whole
(Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik.
Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk
perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah,
karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sarna
sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang rnemiliki
proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka
keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata
dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang
dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling
banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan
(Hemsterhuis).
Dengan melihat demikian beragamanya
pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah
sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu
pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai
pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam
kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa
kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian
keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu
keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya
sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan
subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang
melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek)
tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau
kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian
keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini
kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan
sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih
tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah
beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian
yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa
membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik
murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The
Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya
dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang
indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas,
ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan
filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa
bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang
relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada
kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual.
Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama
sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur
yang
Perbedaan
antara Keindahan sebagai suatu Kualitas Abstrak dan sebagai Sebuah Benda
Tertentu yang Indah
Keindahan sebagai suatu kualitas
abstrak (Beauty as an abstract quality) menggambarkan sesuatu yang kontemporer
dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu
yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.
Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang
keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti
oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang
dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah
benda tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan
nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam
hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan
mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda:
Secara alami : Manusia menaruh rasa
kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya seni yang
memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
Keindahan
dalam Arti Seluas-luasnya
keindahan dalam arti luas merupakan
pengertian semula dari bangsa yunani dulu yang didalamnya tercakup pula
kebaikan. Dalam arti estetis keindahan bias berdasarkan penglihatan,
pendengaran, jadi keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Dari itu dapat disimpulkan, bahwa
keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna,
bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara
benda itu dengan si pengamat.
Nilai
Estetik
nilai estetik ialah nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan.
Yang terdiri dari nilai moral, nilai ekonomik, niloai pendidikan, dan
sebagainya.
Perbedaan
Nilai Ekstrinsik dan Nilai Instrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
pembantu. Contohnya adalah tari-tarian Darma-minakjinggo, tarian itu merupakan
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu adalah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik. Jadi nilai instrinsik
itu nilai yang terkandung dalam suatu benda atau sarana tersebut.
Kontemplasi
dan Ekstansi
Keindahan dapat digolongkan menurut
selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni
didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah suatu proses
bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai,
makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan
sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin
juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu
berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di kalangan umum kontemplasi
diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata atau dengan pikiran untuk
mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat misalnya, dalam ekspresi
seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang atau dirinya dimuka
cermin.
Ekstansi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan
keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan,
menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya
seni juga berbeda-beda.
Teori
– teori dalam Renungan
Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Biasanya manusia akan merenung
apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori antara lain :
teori pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa
“Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari
perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh
seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang
paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya
yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of
Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is
expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan)
Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan
intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu
berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa
perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
teori metafisik
Teori semi yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia
hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
teori psikologis
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan
itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang
dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer
(1820-1903).
Keindahan
yang seluas-luasnya
Juni 29, 2011
Sebagaimana
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat,
objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna,
atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya
tertentu, untuk kesempurnaannya.
Menurut
Pengalaman “keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada
pada mata yang melihatnya.””
Kata
benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat
untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah ituὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam
bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu)
yang sepatutnya.”
Keindahan
berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun
tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau,
bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut,
kaki, tubuh), rumah ( perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan
sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Adanya
perbedaan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebuah benda tertentu
yang indah
Sebenarnya
sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu
konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu
baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu
karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan
dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut
cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful”
(benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini
kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Keindahan
yang seluas-luasnya
Disamping
itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
- keindahan dalam arti luas
- keindahan dalam arti estetis murni
- keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Pertama,
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu
yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak
yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan
sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang
ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang
buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk
keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan
seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Yang
kedua Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang
keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut
benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari
bentuk dan warna.
Ketiga,
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
sumber
:
Nilai Estetik timbul dari seberapa indah suatu objek yang di lihat oleh kita,Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut.
Nilai Estetika biasa nya ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya,pada seni Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat.
Bidang seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para pendengar musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai Estetik
Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (Instrumental/Contribution
Value), yakni bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai Instrinsik adalah sifat baik dari benda
yang bersangkutan, atau suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri.
Agar
lebih jelasnya tentang perbedaan Nilai Insrinsik dan Nilai Ekstrinsik ini saya
akan memberikan contohnya :
- Puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai Ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai Instrinsik.
- Tari, tarian Darmawulan – minakjinggo merupakan suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak – geriknya.
Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik,
sedangkan pesan yang ingin disampaikan tarian itu adalah kebaikan melawan
kejahatan merupakan nilai Instrinsik.
Jadi setelah kami berikan dua contoh di atas,
kami harap teman – teman dapat membedakan antara nilai Instrinsik dan Nilai
Ekstrinsik. Nilai Instrinsik adalah Nilai yang terkandung dalam suatu objek
atau alat yang ingin disampaikan kepada para penonton. Sedangkan Nilai
Ekstrinsik merupakan Alat yang dipakai untuk meyampaikan pesan yang baik kepada
para penonton.
sumber : Wikipedia.org/estetika
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk
menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk
merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan
ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap
keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan berbagai macam
peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini
dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan
yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup
pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai
cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
TEORI-TEORI
RENUNGAN
Renungan
berasal dari kata renung, artinya : diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, diantaranya :
- Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ” Arts are in
expression of human feeling ” ( seni adalah merupakan ungkapan dari perasaan
manusia ).
Teori
ekspresi yang paling terkenal adalah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Inggris ” Aesthetic as Science of Expression and General Lingusitic “. Beliau
menyatakan bahwa ” art is expression of impressions ” (seni adalah ungkapan
dari kesan-kesan). Expression sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan
intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan (images).
Menurut Leo
Tolstoi kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan
yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara, dan bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.
- Teori Metafisik
Teori yang bersifat metafisis merupakan salah
satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya
sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Sesuai
dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang
tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih rendah terdapat realita
duniawi yang merupakan cerminan semu yang mirip realita ilahi itu.
Contoh : Plato mengemukakan ide ke-ranjangan
yang abadi, asli indah dan sempurna ciptaan Tuhan. Dan kemudian tukang kayu membuat
ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan itu. Dan akhirnya
seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya ke dalam lukisan.
Dalam
zaman modern suatu teori seni lainnya yang bercorak metafisis dikemukakan oleh
filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah
suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah
suatu keinginan (will) yang sementara.
Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah
karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu
menembus segi-segi praktis dari benda-benda sekelilingnya dan sampai pada
maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
- Teori Psikologis
Suatu
teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan
oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan
batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni
semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia
berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan
mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.
Teori lain yang dapat dimasukkan ke dalam
teori psikologis adalah teori penandaan (signification theory) yang memandang
seni sebagai suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.
TEORI KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan
sesuai benar.
Keindahan
adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda
itu dengan si pengamat.
Filsuf
Inggris Herbert Read merumuskan definisi bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan
indrawi kita (beauty is unity of formal relations among our sense-perception).
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang.
Terdapat 2 teori keserasian
a. teori objectif dan subjectif
- Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel
- Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
b.Teori
Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di
ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya
dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan
yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami
dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan
angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun
(mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan
keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi
selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme
dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar